Selasa, 03 Februari 2015

laporan pkl bab 1


BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, maupun spiritual yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya termasuk didalamnya mendapatkan makanan, pakaian, perumahan dan pelayanan kesehatan serta pelayanan sosial lain yang diperlukan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan, maka rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal pelayanan kesehatan. Salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan farmasi rumah sakit.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Rumah sakit adalah pengelompokan kelas rumah sakit berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan. Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010. Salah satu bentuk pelayanan  kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit adalah pelayanan farmasi. Hal ini tentunya menjadi tugas yang besar bagi instalasi farmasi rumah sakit untuk melaksanakan semua kegiatan dan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri yang terdiri atas pelayanan paripurna mencakup perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pengendalian mutu dan distribusi. Untuk dapat mensukseskan semua kegiatan dari instalasi farmasi rumah sakit yang telah disebutkan di atas maka hal utama yang perlu diperhatikan adalah mengenai perencanaan. Karena dari semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit, perencanaan merupakan kegiatan pertama yang akan dilaksanakan dan merupakan salah satu fungsi yang menentukan keberhasilan kegiatan selanjutnya di instalasi farmasi yang nantinya akan bermanfaat bagi kelancaran pelayanan di rumah sakit. (Charles, 2004).

Tenaga Kefarmasian adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Semakin berkembangnya zaman, profesionalisme tenaga kerja kefarmasian semakin diperlukan karena pekerjaan kefarmasian tidak lagi berorentasi kepada produk semata (product oriented), tetapi cenderung berorentasi kepada pasien (patient oriented). Perubahan orientasi pekerjaan kefarmasian tersebut  menuntut tenaga kerja farmasi untuk memiliki pengetahuan dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian baik pengelolaan barang farmasi maupun pelayanan farmasi klinik (Anonim, 2004).

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kefarmasian serta makin tingginya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, maka sebagai tenaga teknis kefarmasian dituntut mampu mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat di rumah sakit. Oleh sebab itu, Mahasiswa/i D3 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Banjarmasin dibekali pengalaman dan pengetahuan tentang pelayanan kefarmasian di rumah sakit melalui Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) yang dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

Pengantar Praktek Kerja Lapangan ( PPKL ) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang memadukan secara sistemik dan sinkron program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui professional tertentu. Dimana mahasiswa/i yang bersangkutan ditempatkan di suatu institusi dalam jangka waktu tertentu, sehingga mahasiswa/i lebih jelas dan mengetahui fungsi dan kedudukannya dalam dunia kerja sebagai tenaga siap pakai yang terjun langsung ke masyarakat tanpa menghadapi hambatan. Kegiatan ini menjadi tanggung jawab bersama antar pihak kampus dan masyarakat atau dunia kerja. Di lingkungan kampus dan lingkungan dunia kerja, semua sistem pendidikan/ pelatihan yang berlangsung di dunia kerja dievaluasi oleh dunia kerja. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin sebagai bagian tak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional juga wajib menerjemahkan tujuan pendidikan kejuruan secara nasional menjadi tujuan pendidikan pada tingkat kelembagaan. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengaplikasikan  antara teori dan praktek sehingga dengan dasar untuk mencapai suatu keberhasilan.

Dengan adanya PPKL diharapkan mahasiswa/i mampu berkomunikasi di dunia pekerjaannya sehingga mengetahui permasalahan di lapangan dan cara mengatasinya. Dengan dilaksanakannya PPKL mahasiswa/i D3 Farmasi STIKES Muhammadiyah Banjarmasin  diharapkan mampu memiliki bekal yang cukup tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit  sebagai bekal untuk mengabdikan diri sebagai tenaga teknis kefarmasian yang professional.

    B.     Tujuan Pengantar Praktek Kerja Lapangan
Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) bertujuan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat kerja.
1.    Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktik Kerja Lapangan ini mahasiswa memahami dan mampu memberikan pelayanan kefarmasian dengan pendekatan sebagai tenaga teknis kefarmasian.
2.    Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan ini mahasiswa diharapkan mampu :
a.    Melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.
b.    Membedakan perbekalan farmasi, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.
c.    Memahami struktur organisasi IFRS.
d.   Memahami jenis-jenis pelayanan di Instalasi Farmasi rumah sakit.
e.    Memahami pengelolaan resep di instalasi farmasi yang meliputi :
1)   Alur pelayanan resep
2)   Penyimpanan resep
3)   Pemusnahan resep
f.     Memahami fungsi gudang dan pengelolaannya.


  

   C.    Manfaat Pengantar Praktek Kerja Lapangan
Dengan melaksanakan Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) ini diharapkan didapat hal yang bermanfaat :
1.      Manfaat Untuk Mahasiswa
a.       Diharapkan mahasiswa mampu memberikan pelayanan kefarmasian sebagai tenaga teknis kefarmasian.
b.      Memahami serta melakukan pelayanan kefarmasiaan sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
c.       Mengetahui peran, fungsi dan kompetensi ahli tenaga teknis kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
d.      Mahasiswa mendapatkan gambaran nyata tentang kegiatan kefarmasian yang dilakukan di rumah sakit yang bersifat teknis maupun administratif.

2.      Manfaat Untuk Institusi
Dengan adanya Pengantar Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan kerja  sama yang telah terjalin antara Institusi dan Rumah Sakit baik yang bersifat akademis maupun organisasi dapat lebih baik lagi dan juga diharapkan mahasiswa membantu pihak Institusi membentuk jiwa kerja yang unggul.

3.      Manfaat Untuk Instansi
Membangun kerja sama antara Rumah Sakit dan pihak Institusi serta memudahkan pihak Rumah Sakit untuk mencari tenaga kerja yang memiliki keahlian yang tepat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar