Selasa, 03 Februari 2015

bab 5



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin, dapat disimpulkan:
a.    Pekerjaan kefarmasian yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin meliputi, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan. 
b.    Pengelolaan perbekalan farmasi, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah dilakukan dengan baik oleh tenaga teknis kefarmasian yang ada di IFRS. 
c.    Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin dalam melakukan pekerjaan kefarmasian didukung oleh SDM yang meliputi 1 orang Apoteker yang bertanggung  jawab  penuh  dalam kegiatan  kefarmasian di IFRS, 1 orang administrasi dan 12 orang Tenaga Teknis Kefarmasian yang bertanggung jawab atas pengelolaan obat maupun alkes di IFRS  dengan pengawasan dari apoteker.
d.   Kegiatan pengelolaan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah didukung dengan kompetensi yang memadai, sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dimana pelayanan resep dilakukan dengan skrining resep yang diserahkan oleh pasien, pencatatan jumlah resep, penyimpanan bendel resep harian secara teratur selama tiga tahun dan pemusnahan resep yang dilengkapi dengan berita acara.
e.    Gudang di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin berfungsi untuk menyimpan perbekalan kesehatan yang nanti akan digunakan oleh pasien dengan pengelolaan yang baik dari tenaga teknis kefarmasian di IFRS.

B.       Saran
Setelah melaksanakan Pengantar Praktek kerja Lapangan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Banjarmasin, ada beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dan untuk meningkatkan kemajuan Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai berikut :
1.    Sebaiknya pada penyimpanan sediaan farmasi di gudang dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan agar sediaan yang disimpan digudang tidak cepat rusak.
2.    Sebaiknya perlu ditingkatkannya pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi obat bagi pasien agar meningkatnya penggunaan obat secara tepat dan rasional.
3.    Kerjasama yang sudah terjalin antara Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin program D3 Farmasi dengan pihak rumah sakit agar terus dikembangkan serta dipertahankan untuk tahun-tahun selanjutnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar